Mungkin
anda bertanya-tanya apa maksud dari tulisan saya yang berjudul Rumah makan
padang anti abu kelud. Ok saya akan menceritakan maksud dari tulisan saya
tersebut. Kejadianya tepat tanggal 14 pagi di bulan Februari 2014, ya pagi itu
situasi kota Yogyakarta tempat saya tinggal benar-benar sangat berbeda. Setelah
pada malam hari suara letusan gunung kelud terdengar samapai tempat kami,
pagiya abu dari letusan gunung kelud telah sampai di kota Yogyakarta telah
sampai dan mulai menghujani kota Yogyakarta hingga jarak pandang sangat
terbatas.
Walaupun
sempat turun hujan gerimis sebentar, namun itu tidak cukup untuk menghilangkan
abu vulkanik dari gunung kelud. Kota Yogya bisa dibilang lumpuh karena semua
kampus, sekolah, dan perkantoran di liburkan. Dengan begitu otomatis kita tidak
bisa keluar rumah karena masih terjadi hujan abu. Pagi itu saya benar-benar
melihat kota Yogyakarta hanya memiliki satu warna yaitu warna abu dari abu
vulkanik gunung kelud.
Perlu
anda ketahui bahwa efek dari letusan gunung kelud yang dirasakan kota
Yogyakarta saat ini lebih buruk dibanding efek dari letusan gunung merapi 2010
silam. Setelah hujan abu berangsur-angsur mereda saya dan teman saya memutuskan
keluar untuk mencari makan karena maklum itu sudah sekitar jam 11 siang sehingga
wajar kalau perut saya sudah mulai keroncongan. Alangkah terkejutnya kami
ternyata semua warung makan tutup, dari warung makan burjo(bubur kacang ijo) ,
maupun warung makan prasmanan yang banyak terdapat di kota Yogyakarta.
Situasi
itu membuat kami bingung akan menyantap apa untuk menghilangkan rasa lapar
kami. Dan akhirnya seperti doa kami terjawab, ketika kami melintasi sebuah
jalan di daerah condong catur ternyata disitu terdapat 2 buah warung makan
padang dan keduanya buka. Padahal di sekitar rumah makan tersebut terdapat banyak warung makan namun semua pun
masih tutup. Dan singkat cerita akhirnya kami singgah di salah satu warung
makan dan luar biasa hampir seperti pengungsian ternyata si Dallam sangat ramai
hingga mau makan saja harus antri dan menunggu beberapa menit. Nah itu dia yang
membuat saya menulis artikel dengan judul Warung Makan Padang Anti Abu Kelud.
Ternyata walaupun abu kelud sangat dasyat menghujam kota Yogyakarta dan hampir
semua warung makan tutup, ternyata cuma warung makan padang saja yang buka dan
tidak goyah dengan serangan abu vulkanik dari gunung kelud tersebut. Yup
mungkin ini agak sedikit lebay tapi ini memang kejadian yang saya alami . Yeh
hidup warung padang hehe
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo silahkan berkomentar :)